Drt…. Drt…..
Ponsel bergetar
Hm…. Siapa nih yang
telpon, hati bertanya-tanya sambil menjemput ponsel.
Tertera nama U di
layar.
“Halo..” sapaku
“Halo. Sedang apa
nih?” tanya U
“Biasa. Lagi nafas.
He…he…” setengah meledek saya membalas sapaannya.
“Oh kirain lupa
tarik nafas.” U balas lagi.
“Ada kang-taw
(bisnis, red) apa nih Ko?” tanya saya
lebih lanjut.
“Ada tuh…. Jadi
penari go-go” jawabnya.
“Apaan tuh?” tanya
saya tidak mengerti.
“Itu tuh…. Penari
strip-tease. Tapi yang ini sih buat para cowo juga alias gay.” Jawabnya santai.
“Ggrrr…..Kurang asem
si Koko.”
“He..he… bercanda
lagi… Saya sih ga pernah punya urusan seperti ini.”
“Oh… kirain Koko
jadi germo.”
“Boleh juga. Kalau
kamu mau jadi gigolonya”
“Awas ya Koko…. Tega
banget… Sedang apa Ko?” tanya saya mengalihkan perhatian.
“Sama lah denganmu….
Lagi nafas…” balasnya.
“Oh … masih ingat
nafas ya…” saya balas juga.
“He…he…. Eh
ngomong-ngomong saya sudah baca artikel-artikel yang kamu buat. Mm…. menarik
ya.”
“Terima kasih Ko.”
Senang atas pujiannya.
“Wah kamu tuh bakat
jadi penulis cerita porno…” katanya lagi.
“Ha? Dasar ya Koko….
Awas ya kalo ketemu…. Ta sunat habis lho…” ancam saya.
“Coba aja. Entar
malah kamu yang saya sunat….” Dia mengancam balik.
“Wuiz…. Nanti kita
lihat siapa yang jadi korban…” tantang saya.
“memang berani?”
tidak percaya“.
“Ko, menurut Koko, gay bisa disembuhkan
tidak?” saya mulai investigasi lagi.
“Kalau menurut kamu,
perokok bisa berhenti merokok tidak?” dia malah balas bertanya.
“Bisa, tapi susah.”
Jawab saya. “ Ada teman yang rutin merokok sebungkus tiap hari, lalu
berhenti. Tapi akhirnya balik lagi
merokok gara-gara tidak tahan diledek temannya.”
“Terus kalau menurut
kamu, pemakai narkoba bisa berhenti tidak?” tanyanya lagi.
“Lho… malah Koko tanya-tanya
mulu.” Protes saya.
“Lah… kan menjawab
itu banyak caranya. Sudah kamu jawab saja.” Tangkisnya.
“Bisa , tapi ini
lebih sulit lagi. Karena racunnya sudah menyatu dengan darahnya dan tidak bisa
hilang. Saya pernah ketemu dengan seorang pendeta yang mantan pemakai narkoba.
Dengan jujur dia berkata, walau dia sudah tidak lagi pakai narkoba, tetapi saat
tubuhnya minta narkoba, itu menjadi siksaan buat dia. Karena darahnya tidak
bisa dibersihkan sepenuhnya dari narkoba itu. Begitu dahsyatnya narkoba katanya.”
Jawab saya.
“Nah , kalau jadi
gay itu lebih berat atau ringan di banding menghisap rokok dan narkoba?” tanya
dia lagi.
“Ya lebih berat
lah.” Jawab saya.
“Nah ada benarnya.
Gay itu kan identitas awal. Kalau cowo jadi gay. Berarti itu pondasi dia. Biar
bangunan nya roboh tapi pondasi gay, tetap saja ia jadi gay.” Jawabnya.
“Oh gitu. Jadi tidak
bisa disembuhkan ya?” klarifikasi saya.
“Bukan begitu juga.
Seperti perokok ia bisa coba berusaha untuk menghentikan kebiasaan merokok.
Sedangkan seorang gay juga bisa berlatih untuk tidak melakukan
kebiasaan-kebiasaan yang dipunya kaum gay seperti ciuman , ML dll. Tapi itu
hanya luarnya saja. Bangunannya bukan gay tapi dasarnya masih gay. Dia juga
bisa berusaha lebih keras seperti tukang narkoba. Ia kalau perlu cuci darah
supaya darahnya baru. Hanya belum tentu berhasil dan biayanya mahal. Namun itu
juga hanya bangunan luarnya saja. Dasarnya tetap gay. Kalau mau bebas dari gay,
hanya ada 1 cara. Dasarnya harus diubah dulu. Nah yang bisa mengubah dasar itu
hanya Allah saja. Karena teknologi manusia belum sampai ke sana. Hanya melalui
mujijat saja, dasarnya bisa berubah. Itu pun hanya bisa terjadi dengan terus
dekat dengan Allah. Orang yang sudah diubahkan Allah tapi masih tidak dekat
dengan Allah, tetap saja bisa balik lagi. Sudah banyak contohnya.” Katanya
tidak berhenti-henti bicaranya. Tumben.
“Oh gitu ya… sangat
menarik.” Kata saya.
“Kamu lihat artis
J****** yang bertobat dari kehidupan gay nya. Tetapi karena dasarnya gay dan
tidak berada sepenuhnya dekat Allah, dia tergoda. Itu terjadi karena seperti
narkoba, darahnya masih mengandung unsure gay. Masih ketagihan. Hanya Allah
yang bisa mentralisir racun gay itu. Akhirnya dia jatuh – bangun dengan
kehidupan gay dan pertobatannya.” Jelasnya
“Wuih… Koko tahu
darimana tuh?” tanya saya.
“Tahulah…. Saya kan
pernah tanya-tanya bf-nya. Mereka masih isap-isapan dan kocok-kocokan juga ML.
Padahal dia sudah kasih kesaksian, dia dipulihkan dari kehidupan gay-nya.”
Jawabnya.
“Memang siapa bf nya
Ko?” tanya saya penasaran.
“Mau tau aja atau
mau tau banget?” tanyanya bercanda.
“Ah si Koko. Malah
bercanda.” Kata saya kesal.
“He..he.. itu sih
rahasia perusahaan.” Jawabnya.
“Jadi Koko pernah
saksikan gay yang benar-benar bertobat dan balik jadi normal lagi?” tanya saya.
“Tidak pernah.”
Katanya.
“Jadi mungkin tidak
gay jadi normal?” uber saya.
“Kamu nih o-on atau
berlagak pilon sih?” dia berkelit.
“Waduh…. Orang nanya
, malah ditanya balik..” saya merajuk.
“jawabannya simple.
Tidak mungkin! Kecuali mujizat Allah terjadi.” Akhirnya keluar juga
kesimpulannya.
“Jadi kalau sudah
tidak mungkin diubah, apakah gay itu merupakan penyakit yang harus dijauhi atau
biarin aja?” tanya saya.
“Kamu tanya beginian
kok ke saya? Tanya dong ke pendeta atau ustad gitu. Kalau saya bicaranya kan
tidak bisa dipegang. Saya juga berdasarkan logika dan pendapat orang lain saja.
Udah ah… nanya-nanya gay mulu… Kapan kamu mau jadi gay nya?” U mulai iseng
lagi.
“Wue… enak aja. Kan
tidak bisa balik, ngapain lagi jadi gay?” jawab saya.
“Eh… tau ga. Kamu
tuh sudah ada bibit gay nya lho?” dia mulai memasukkan racun pikiran lagi.
“Ha? Enak aja.
Amit-amit tahu. Apa buktinya?” tanya saya.
“Itu… kamu saja ga
pernah lepas-lepas ngomongin gay mulu. Berarti kamu sudah tertarik dengan
kehidupan gay. Tidak ada orang normal yang tertarik dengan kehidupan gay tahu!”
jawabnya.
“Ha? Masa sih. Kalau
wartawan yang tanya-tanya tentang gay bagaimana?” argument saya.
“Oh , kalo itu kan
beda.” Katanya.
“Lah, kan saya mau
jadi wartawan..” kata saya.
“Iya… wartawan gadun
alias boongan .” ledek dia.
“He..he…Udah ah..
Udah malam. Mau bobo.” Kata saya.
“Ya udah…. Ga mau
tanya lagi ya?” pancing dia.
“Nanti aja ah.. Udah
ngantuk..”
“Ya uda…bye…”
Klik..
Apakah
gay adalah gay hidup semata, ataukah sudah menjadi jenis kelamin sendiri?
Di
seluruh dunia rasanya belum ada yang mencantumkan di KTP , laki-laki straight
atau gay?
Yang
ada hanya laki-laki saja.
Memang
gay masih dianggap sebagai orientasi seksual saja.
Belum
dianggap sebagai hal yang signifikan (penting banget).
Malah
gay masih dianggap sebagai penyakit di sebagian besar negara,
Walau
sekarang semakin banyak Negara yang mengijinkan pernikahan sejenis.
Unik
juga ya kalau di KTP ditulis menikah, tapi menikahnya dengan cowo juga…
Kapan
dunia jadi Sodom Goromora ya?
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar