Kamis, 30 April 2015

Adu Panjang

Siapa yang tidak bangga punya barang yang ukurannya panjang?
Siapa yang tidak minder punya barang yang kecil?
Teman saya kalau pipis, badannya dimajukan menutupi urinoar supaya barangnya tidak terlihat.
Awalnya saya bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia seperti orang paranoid.
Takut banget. Seperti mati-matian tidak boleh kasih lihat orang lain.
Waktu dijelasin ukurannya saat bangun hanya 9 cm, saya pun jadi maklum.
9 cm bukan ukuran yang panjang, bahkan agak pendek.
Tapi ukuran segitu, sudah cukuplah membahagiakan istri.
Karena menurut penelitian, daerah rangsangan wanita ada di sekitar 9 cm dari mulut liang.
Bagaimana kalau maho?
Nah ini dia, kalau maho, saya juga tidak jelas.
Menurut info yang saya baca, letak G Spot itu juga tidak sampai jauh di dalam.
Jadi titik kenikmatan rangsangan para pria ini masih bisa dijangkau dengan barang ukuran 9 cm.
Tidak tahu benar atau tidak sih.

Memang ukuran terlalu kecil membuat kita tidak nyaman.
Tapi itu juga karunia Tuhan, yang penting kan fungsinya.
Bisa membahagiakan diri sendiri dan istri (pasangan).

Lain lagi  cerita teman saya yang lain.
Pasangan gay nya punya rudal yang besar.
Ukurannya sekitar 20 cm.
Belum lagi diameternya.
Pertama kali, dia mengulum rudal itu, rasanya tidak bisa nafas.
Bahkan sampai mau muntah rasanya.
Dia lebih senang mengulum yang ukurannya sekitar 11-15 cm saja.
Rasanya nikmat katanya.
Memang berbeda-beda.

Makin lama ukuran barang pria rasanya makin panjang.
Berbagai obat dan alat bantu mampu meningkatkan ukurannya.
Memang sebagian promosinya bohongan.
Banyak yang mengklaim bisa memanjangkan barang milik pria.
Padahal panjangnya sudah stabil kalau sudah dewasa.
Mau diperpanjang resikonya juga besar.
Sekarang panjang, lama-lama kalau jadi lemas alias impoten bagaimana.
Pakai pompa , barang jadi besar, tapi jangan lupa pembuluh darah di penis jadi bekerja ekstra.
Ibarat otot yang sudah membesar, lalu tidak pernah dirawat lagi, akibatnya apa?
Barang pria pun seperti otot yang lunglai.
Setelah tua, lebih cepat menuju impoten.
Apakah semuanya begitu? TIdak tahu juga. Tapi ada yang sudah mengalaminya.

Rajin olah raga membantu panjangnya barang pria selama masa pertumbuhan.
Aliran darah menjadi lancar.
Teman saya yang latihan taekwondo dan sudah ban hitam walau baru SMA, ukuran barangnya sudah luar biasa.
Katanya 21 cm.
Saya sih tidak pernah lihat barangnya. Hanya pengakuan dia saja.
Lalu dia cerita, pasangan gay yang juga masih SMA, ukurannya lebih fantastis yakni 28 cm.
Wow...
Pertama kali dia ditusuk temannya dengan rudal sebesar itu, dia pun nangis.
Bagaimana tidak nangis, kalau setelah itu, terjadi pendarahan dan beberapa hari terpaksa kesakitan.

Panjang-pendek, ibarat manusia. Ada yang tinggi dan ada yang pendek.
Semuanya sudah ada sejak dibuat di perut bunda.
Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan.
Melihat kekurangan tanpa melihat kelebihan menjadikan minder.
Melihat kelebihan tanpa melihat kekurangan menjadikan sombong.
Keduanya tidak berguna.
Buat apa sih di pikirin panjangnya?

Ada teman yang gara-gara minder ukurannya, jadi malu bergaul dengan cewe.
Jadinya ia lebih nyaman dekat cowo.
Dia tidak berani dekati cewe karena malu nantinya tidak bisa kawin dan bahagiakan cewe.
Herannya dengan cowo kenapa tidak begitu?
Sudah jangan pikirin masalah ukuran.
Mau besar atau kecil, mau panjang atau pendek, bersyukurlah.
Masing-masing punya jodohnya sendiri.
Jangan urusan ukuran jadi buat minder atau sombong.
Yang kecil, jangan minder.
Yang panjang, jangan sombong.
Hidup di dunia ini, bukan urusin hal ini aja.
Kita masih banyak urusan lain.

Dibawa happy aja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar