Siapa yang tidak
bangga punya barang yang ukurannya panjang?
Siapa yang tidak
minder punya barang yang kecil?
Teman saya kalau
pipis, badannya dimajukan menutupi urinoar supaya barangnya tidak terlihat.
Awalnya saya
bertanya-tanya dalam hati, kenapa dia seperti orang paranoid.
Takut banget. Seperti
mati-matian tidak boleh kasih lihat orang lain.
Waktu dijelasin
ukurannya saat bangun hanya 9 cm, saya pun jadi maklum.
9 cm bukan ukuran
yang panjang, bahkan agak pendek.
Tapi ukuran segitu,
sudah cukuplah membahagiakan istri.
Karena menurut penelitian,
daerah rangsangan wanita ada di sekitar 9 cm dari mulut liang.
Bagaimana kalau
maho?
Nah ini dia, kalau
maho, saya juga tidak jelas.
Menurut info yang
saya baca, letak G Spot itu juga tidak sampai jauh di dalam.
Jadi titik
kenikmatan rangsangan para pria ini masih bisa dijangkau dengan barang ukuran 9
cm.
Tidak tahu benar
atau tidak sih.
Memang ukuran
terlalu kecil membuat kita tidak nyaman.
Tapi itu juga
karunia Tuhan, yang penting kan fungsinya.
Bisa membahagiakan
diri sendiri dan istri (pasangan).
Lain lagi cerita teman saya yang lain.
Pasangan gay nya
punya rudal yang besar.
Ukurannya sekitar 20
cm.
Belum lagi
diameternya.
Pertama kali, dia
mengulum rudal itu, rasanya tidak bisa nafas.
Bahkan sampai mau
muntah rasanya.
Dia lebih senang
mengulum yang ukurannya sekitar 11-15 cm saja.
Rasanya nikmat
katanya.
Memang berbeda-beda.
Makin lama ukuran
barang pria rasanya makin panjang.
Berbagai obat dan
alat bantu mampu meningkatkan ukurannya.
Memang sebagian
promosinya bohongan.
Banyak yang
mengklaim bisa memanjangkan barang milik pria.
Padahal panjangnya
sudah stabil kalau sudah dewasa.
Mau diperpanjang
resikonya juga besar.
Sekarang panjang,
lama-lama kalau jadi lemas alias impoten bagaimana.
Pakai pompa , barang
jadi besar, tapi jangan lupa pembuluh darah di penis jadi bekerja ekstra.
Ibarat otot yang
sudah membesar, lalu tidak pernah dirawat lagi, akibatnya apa?
Barang pria pun
seperti otot yang lunglai.
Setelah tua, lebih
cepat menuju impoten.
Apakah semuanya
begitu? TIdak tahu juga. Tapi ada yang sudah mengalaminya.
Rajin olah raga
membantu panjangnya barang pria selama masa pertumbuhan.
Aliran darah menjadi
lancar.
Teman saya yang latihan
taekwondo dan sudah ban hitam walau baru SMA, ukuran barangnya sudah luar
biasa.
Katanya 21 cm.
Saya sih tidak
pernah lihat barangnya. Hanya pengakuan dia saja.
Lalu dia cerita,
pasangan gay yang juga masih SMA, ukurannya lebih fantastis yakni 28 cm.
Wow...
Pertama kali dia
ditusuk temannya dengan rudal sebesar itu, dia pun nangis.
Bagaimana tidak
nangis, kalau setelah itu, terjadi pendarahan dan beberapa hari terpaksa
kesakitan.
Panjang-pendek,
ibarat manusia. Ada yang tinggi dan ada yang pendek.
Semuanya sudah ada
sejak dibuat di perut bunda.
Masing-masing punya
kelebihan dan kekurangan.
Melihat kekurangan
tanpa melihat kelebihan menjadikan minder.
Melihat kelebihan
tanpa melihat kekurangan menjadikan sombong.
Keduanya tidak
berguna.
Buat apa sih di
pikirin panjangnya?
Ada teman yang
gara-gara minder ukurannya, jadi malu bergaul dengan cewe.
Jadinya ia lebih nyaman
dekat cowo.
Dia tidak berani
dekati cewe karena malu nantinya tidak bisa kawin dan bahagiakan cewe.
Herannya dengan cowo
kenapa tidak begitu?
Sudah jangan pikirin
masalah ukuran.
Mau besar atau
kecil, mau panjang atau pendek, bersyukurlah.
Masing-masing punya
jodohnya sendiri.
Jangan urusan ukuran
jadi buat minder atau sombong.
Yang kecil, jangan
minder.
Yang panjang, jangan
sombong.
Hidup di dunia ini,
bukan urusin hal ini aja.
Kita masih banyak
urusan lain.
Dibawa happy aja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar