Kamis, 30 April 2015

Cowo... oh... cowo... (5)



Biasanya cewe kalo punya masalah dengan cowonya, pasti curhat.
Kalo dia curhat ke teman cewenya , dan teman cewenya digunakan sebagai perantara
Maksudnya jadi jembatan untuk memulihkan hubungan dengan sang cowo,
Konsekuensinya teman cewenya itu bisa jadi dekat dengan cowonya.
Lama kelamaan cowonya direbut oleh teman cewenya itu.
Sudah banyak kejadian seperti itu.
Tapi kalo sang cewe ceritanya ke cowo lain tentang masalah cowo pacarnya,
Bisa jadi lama-lama si cewe malah tertarik ke cowo itu.
Akibatnya putuslah hubungan dengan sang cowo pacarnya semula.
Jadi kiri kanan serba salah.
Tentu hal ini tidak masalah kalo teman cowo dan cewenya tulus hati membantu
Dan tidak ambil keuntungan dari situasi yang dialami teman yang akan dibantunya.
Hal yang sama juga terjadi dengan sang cowo.
Kalau dia curhat ke teman cewe yang lain, alamat lama-lama bisa jadian sehingga putus dengan pacar semula.
Kalau pakai teman cowo, maka sang teman cowo bisa merebut cewe pacarnya.
Nah mumet kan kondisi seperti ini?

Buat cewe katanya teman yang paling asyik untuk curhat adalah gay.
Tidak tahu benar tidaknya.
Karena menurutnya gay tidak mungkin merebut pacar cowonya.
Tapi kalau sekarang perlu diwaspadi juga ya.
Soalnya dulu gay tidak buas-buas.
Sekarang gay kan makin liar.
Jangan-jangan pacar cowonya disamber si gay.
Kalo dulu, cowo straight rasanya sulit beralih jadi gay.
Kalo sekarang sih .... ga tau deh.
Soalnya sekarang cowo yang benar-benar straight susah
Lebih susah cari cowo sejati.

Bayangin saja... seorang teman cewe dari Taiwan kuliah di Amrik.
Setelah selesai S2 dia kembali ke Taiwan.
Lalu beberapa tahun kemudian, dia kirim undangan pernikahannya.
Dengan cowo Taiwan tentunya.
Sayang saya tidak bisa datang.
Tapi saya senang hidupnya akan bahagia
Kemudian beberapa tahun lewat.
Ia kirim email.
Katanya dia mau cerai dengan suaminya.
Aduh kenapa sih?
Walaupun dia cinta suaminya, tetapi suaminya tidak bisa menjalankan fungsinya sebagai lelaki.
Rupanya sewaktu suaminya kecil, dia pernah diperkosa oleh cowo.
Dia jadi trauma.
Walau dia masih menginginkan cewe, tapi ia tidak bisa dengan optimal ML dengan istrinya.
Dia jadinya malu dengan istrinya.
Dia tidak bisa melupakan trauma masa kecilnya.
Kasihan ya suaminya.
Dia jadi korban dari kebuasan cowo gay.
Setelah itu teman saya itu benar-benar cerai.
Sebenarnya yang ajukan cerai adalah suaminya.
Karena suaminya malu.

Beruntung teman saya itu kemudian ketemu dengan cowo sejati.
Akhirnya mereka menikah dan punya anak.
Semoga ia terus berbahagia.

Para korban gay, mungkin bisa menikah.
Tapi seperti juga umumnya manusia yang mengalami trauma.
Peristiwa perkosaan terhadap dirinya tak akan mudah dilupakan.
Kalau mengalami pelecehan dan perkosaan , biar pun cowo umumnya pendiam,
Segeralah cari orang-orang yang bisa member pertolongan.
Bukan saja secara fisik terluka akibat perkosaan,
Tetapi yang lebih penting pemulihan dari luka-luka batinnya.
Tanpa pemulihan tuntas, maka sang korban bakal menjadi pemangsa juga.
Ibarat korban vampire, maka setelah dihisap darahnya, maka sang korban juga menjadi pemangsa.
Sudah banyak kesaksian, korban perkosaan kemudian melakukan hal yang serupa.
Kalau ia dikasari, maka ia pun akan mengasari korbannya.
Jadi janganlah segan, biar cowo seharusnya dianggap mahluk perkasa,
Tetapi kalau perlu, jangan segan-segan hubungi pihak yang berkompeten.
Jangan biarkan luka itu terpendam, karena suatu kali ia akan keluar.
Dalam bentuk yang sangat buruk.
Mengalami perkosaan itu bukan kasus yang mudah.
Jadi pertama-tama, korban perkosaan harus bisa menerima kondisi buruk yang dialami
Setelah itu, ia perlu penyembuhan akan luka-lukanya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar