Rabu, 29 April 2015

Diskusi dengan Gay : Kenalan.... Kenalan (5)


Suatu kali saat bertemu dengan U saya sempat bertanya,
“Ko. Engko kan suka bugil. Apa ga takut orang lain yang lihat jadi horni?”
“Ah biarin aja. Mau horni atau tidak. Yang penting, saya kan tidak memperkosa atau mengajak mereka ML. Itu sih pantang buat saya. Saya tidak akan mengganggu yang lain. Jadi saya harap mereka juga tidak mengganggu saya.”
“Kenyataannya , ada yang jadi horni ga?”pancing saya
“Ha..ha… ada sih…  Malah kejadiannya unik lagi. Pernah saya lagi di ruang steam. Lagi baring-baring gitu. Tiba-tiba masuk engko-engko. Ganteng sih. Waktu masuk, dia sebenarnya sudah buka-buka handuknya. Sebentar buka sebentar tutup gitu. Saya biarkan saja. Dia senyum, saya senyum juga. Tidak tahunya, dia mulai dekat-dekat dengan saya. Maksudnya dia mau ikutan menikmati uang dari sumber keluarnya. Saya sih cuek saja. Rupanya dia dapat angin kali. Terus dia duduk di samping kaki saya. Dia pegang-pegang punya saya. Padahal waktu itu saya tidak bugil lho. Saya biarin aja. Saya sih masih posisi tiduran, jadi tidak lihat dia seperti apa posisi duduknya. Tidak tahunya, kaki saya berasa aneh. Itu jari-jari kaki saya seperti menyentuh sesuatu. Karena penasaran, jari-jari kaki saya mencengkeram barang itu. Barangnya alot begitu. Lama-lama saya bisa menduga. Pasti sosis si engko. Rupanya dia minta dikocokin pake jari-jari kaki saya. Busyet dah. Kok ada orang seperti ini ya. Tapi saya tidak keberatan. Maka jari-jarai kaki saya mulai bermain. Bergerak dengan irama cukup cepat. Rupanya dia kesenangan. Tapi karena pegal saya hentikan juga.”
“Terus bagaimana?”
“Dia rupanya ketagihan. Minta dikocokin pakai kaki. Wah belum pernah saya ngocokin orang pakai kaki. Pengalaman baru buat saya. Jadi saya jepit sosisnya pakai telapak kaki. Terus saya kocok-kocok. Maju-mundur. Wah pegel banget. Akhirnya saya lepaskan, dan saya gesek aja pakai salah satu ujung kaki. Sampai akhirnya dia keluar.”
“Aneh-aneh saja ya… ada orang seperti itu.” Komentar saya.
“begitulah. Memang unik juga pengalaman di tempat fitness”.
“Mungkin dia maunya dicoliin pakai tangan, tapi karena koko tidak mau, ya seadanya aja…” lanjut saya.
“Mungkin juga. Tapi yang unik, ada lagi.” Tambahnya.
“Apaan tuh?” seperti biasa, saya mulai tertarik.
“Waktu itu saya sedang bugil di ruang steam. Maklum lagi sepi, tidak ada orang. Jadi buat dapat sensasi, saya berlari-lari di ruang steam. Jadi sekaligus berolahraga. Harapannya kalau tidak pake apa-apa , larinya bisa lebih lama. Maklum maun turunin berat badan nih. Waktu sedang asyik lari-lari, tiba-tiba dengan cepat, masuklah seorang pemuda. Saya secepat mungkin membalik badan dan menutupi badan dengan handuk. Namun kalah cepat. Rupanya tuh orang sudah masuk, dan dengan santai bilang,’sudah gapapa ko. Naked aja , saya juga biasa begitu’. Karena dikasih angin, jadilah saya bergugil kembali sekalian berlari-lari lagi. Namun rupanya orang itu punya maksud lain. Namanya To***, dia masih kuliah di Trisakti jurusan arsitek. Mula-mula dia berdiri di depan saya sembari kasih lihat barangnya. Sudah full ereksi. Dia minta dipegangin. Tapi karena tidak diladeni, dia berjalan ke belakang saya. Dia berdiri persis di belakang saya. Terus tiba-tiba ada benda mengganjel dengan paha saya. Saya cepat-cepat sadar. Pasti itu sosisnya dia. Rupanya dia sudah horni, terus mau menyalurkannya. Dia minta ijin ke saya agar saya merapatkan kaki saya. Rupanya dia mau menggesek-gesekan sosisnya di antara paha saya. Sambil dia peluk saya dari belakang. Terus dia beraksi dengan leluasa karena saya biarkan saja. Gila juga nih anak. Tapi saya ingin tahu bagaimana permainan dia. Rupanya sambil memaju mundurkan sosisnya di antara paha saya, dia terus ngomong dan makin lama dia makin terangsang. Sampai akhirnya keluar pejuh nya dan mengalir di kaki saya. Busyet dah. Untung dia tidak perkosa saya. Saya cepat-cepat kabur bersihkan diri. Takut dia nyebarin HIV AIDS.”
“Memang tidak ada orang lain di sana?” tanya saya.
“Ya tidak adalah. Kalau ada mana dia berani!!
“Memangnya enak?” tanya saya lagi.
“Apanya enak. Lah ga berasa enaknya. Yang ada saya malah takut. Maklum biar dia masih mahasiswa tapi pergaulan gay sekarang kan sudah kelewat batas. Jangan-jangan pejuh nya sudah ada HIV… hi..hi…”
“Jadi ngapain kasih kesempatan?”
“Iya, hanya ingin tahu saja.”
“Ntar kalo kena penyakit bagaimana?”
“Rasanya kecil kemungkinan. Kan dia tidak tusuk saya. Hanya pakai paha saja.”
“Tapi kalau ada luka di kaki, dan pejuh dia ada HIV kan bisa kena.”
“Nah itu dia yang buat saya sedikit khawatir. Moga-moga tidak kejadian.”

Begitulah sebagian obrolan kami.
Kita seringkali ingin tahu sesuatu yang baru.
Yang buat kita penasaran kalau belum mencoba.
Walau kita tidak tahu konsekuensinya.
Karena mungkin saja itu berbahaya.
Nanti setelah benar-benar terkena penyakit,
Barulah menyesal seumur hidup.
Tapi semua sudah telat.

Si pemuda itu sangat berani. Dia kan baru umur sekitar 20 tahun.
Pasti belum lama terjun ke dunia sejenis.
Tapi dia sudah berani main begituan.
Kalau dengan orang yang baru kenal saja, sudah begitu.
Bagaimana dengan teman-teman dan pacarnya.
Pasti semuanya sudah dicoba.
Kalau masih muda sudah terjerat hubungan seperti ini,
Memangnya bisa terlepas?
SIapa yang menolak ML gratis dan sangat mudah didapat?

Susah menemukan orang seperti ini.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar