Jumat, 22 Mei 2015

Teman Gay di Dunia Facebook (3)


Kalau ditanya pernah tidak copi darat? Maksudnya pernah tidak bertemu langsung teman-teman yang dikenal via facebook? Teman-teman Facebook yang meminta bertemu tergolong sangat banyak. Namun karena tahu konsekuensinya bisa ‘jadian’ dan buat sensasi dan luka-luka di hati-hati masing-masing, maka sampai saat ini boleh dibilang sangat langka saya mau dan pernah bertemu di dunia nyata.

Jujurnya saya pernah sih bertemu dengan seseorang yang saya kenal di dunia Facebook ini. Orangnya tergolong cute. Sewaktu kecil ia pernah menjadi pemeran bintang film sinetron. Ia campuran antara Tionghoa dan Jawa dan merupakan anak tunggal. Dia sempat mengambil sekolah bahasa Tionghoa di Tiongkok sehingga kemampuan Mandarinnya okey punya. Entah mengapa saya sampai tergoda untuk bertemu.

Kita janjian untuk bertemu di Gramedia Central Park. Wah tegang juga nih, berjumpa orang yang hanya kita kenal lewat chat di Facebook. Sewaktu saya tiba, rupanya dia sudah sampai duluan dan dia sedang melihat-lihat buku. Padahal rumahnya terbilang jauh karena tinggalnya di daerah Bekasi. Hal ini menunjukkan dia sangat menghargai janji dan ketepatan waktu. Mungkin karena ia seorang guru, jadi sangat memperhatikan waktu. Tepatnya ia bekerja sebagai guru bahasa Mandarin.

Jadi kita kenalan sekalian memanfaatkan waktu untuk melihat-lihat buku sebentar. Setelah memilih buku yang saya inginkan, lalu saya membayar buku tersebut di kasir. Rupanya ia mencuri lihat nama yang tertera di Kartu Kredit saya sehingga nama lengkap saya pun dia ketahui. Saya juga tahu nama dia yang sebenarnya.

Jadi kita sempat ‘kencan’ sore itu.Dari Central Park, kita pun meluncur ke kawasan Tanjung Duren untuk menikmati makanan Sunda di salah satu restoran yang ada di sana. Sebenarnya ia juga punya mobil,hanya karena malas bermacet ria, maka dia tiba di Central Park dengan taxi. Sambil makan kita pun ngobrol ngalor ngidul dari A sampai Z. Dia pun menceritakan keluarganya dan para mantan pacarnya.

Rupanya teman saya ini sudah pernah punya pacar cewe. Bahkan ia sudah melakukan ML dengan cewenya. Cewenya juga bukan hanya satu. Tapi karena perbedaan paham, akhirnya mereka putus dan ia pun melirik dunia cowo juga. Percintaan manusia memang rumit. Untung sewaktu ML, cewenya tidak mengandung. Kalau tidak terpaksalah ia menikah. Memang gadis sekarang lebih berani. Mereka sudah tidak sungkan lagi berhubungan intim dengan pacarnya sampai pacarnya merenggut mahkota kesuciannya.

Ia orangnya taat beragama.  Uniknya walau suka pergaulan bebas, ia juga senang beribadah. Tidak lupa sembahyang. Kalau dengan cowo, ia tidak pernah main tusuk-tusukan (maksudnya hubungan intim secara anal). Paling-paling ia diajak coba-coba dengan kenalannya untuk mencicipi saling coli dan isap saja. Karena ia cenderung normal, maka ia hanya membiarkan saja cowonya untuk menghisap miliknya tanpa ia berani menghisap milik sang cowo.

Singkat cerita kita sudah ngobrol cukup lama. Akhirnya karena sudah malam, saya antarkan dia pulang ke dekat rumahnya. Jalan tol cukup macet. Memang sekarang di mana-mana kan macet. Jadi di mobil kita melanjutkan lagi pembicaraan kita. Setelah ngalor-ngidul, ia bertanya, “Kamu tidak mau mencoba?“
“Maksudnya?” tanya saya.
“Kamu sudah pernah ML?” tanyanya.
“Belum pernah” jawab saya.
“Kamu mau coba?” tanyanya lalu ia mengambil tangan kiri saya dan menaruhnya di pahanya. Maklum hanya 1 tangan karena tangan yang satu nya lagi sedang mengemudi.
Oh rupanya dia ingin memberikan kesempatan buat saya pegang-pegang. Karena paha kan sudah dekat dengan milik kaum pria. Saya diamkan saja tangan saya di pahanya.
“Tidak mau coba?” tanyanya lagi. Ia pun meminta untuk diusap-usap. Apanya ya?
Ya sudah… maunya dituruti. Tangan hanya berputar di daerah pahanya saja, tidak sampai meraba miliknya. Karena saya takut juga.

Namun ia kembali heran, kenapa saya tidak melanjutkan… “Aduh…maunya diapain sih?” Apa maksudnya ia mau saya buka dan permainkan miliknya? Maksudnya mau dibukain celananya dan dikeluarin? Wah jadi mesum nih… Mungkin maksud dia, kalau gay bertemu, biasanya ada acara tambahan seperti pegang-pegangan gitu.Tapi saya tidak berani.Masa baru pertama kali bertemu sudah begitu? Ngeri banget ya. Biar orangnya ganteng selangit, saya belum siap. Dia sudah berusaha untuk memancing, namun saya tolak.Lagipula saya kan yang mengemudi, nanti kalau terjadi kecelakaan bagaimana? Maklum saya memang tidak berani mengambil resiko walau saya pernah dapat teman chat yang bilang bahwa selama cowonya mengemudi, ia melakukan gerilya dengan membuka celana cowonya dan menghisap punyanya! Katanya sih tidak apa-apa.

Akhirnya tempat tujuan hampir tiba. Ia berkata, “Kamu orangnya baik ya.”
“Kenapa kamu bilang saya baik?” balas saya.
“Kamu tidak mementingkan sex!” jawabnya.
“Iya. Memang saya tidak berani” saya menjawab lagi.
“Saya suka dengan orang baik” katanya lagi.
Nah sama dong. Saya juga suka dengan cowo yang baik. Apalagi cute…

Akhirnya tibalah kami di tempat ia akan turun.
“Terima kasih ya sudah mau anterin” katanya.
“iya sama-sama.”
Akhirnya kami pun berpisah. Tidak ada affair terkait dengan sex selain dia minta saya pegang pahanya.

Beberapa waktu kemudian, kita masih saling kontak baik lewat facebook maupun telepon. Namun akhirnya hubungan kami berakhir. Waktu itu akun facebook saya dinonaktifkan (diblokir admin) dan sewaktu buka lagi yang baru, saya tidak dapat mencarinya. Bahkan sampai sekarang, saya masih mencari, namun tidak bertemu. Nomor handphone pun hilang gara-gara handphone saya rusak sehingga akhirnya saya ganti. Begitulah kisah pertemuan dan pertemanan dengan seorang kenalan di facebook. Sayang sekarang sudah hilang kontak. Entah mengapa sulit mencarinya, apa karena dia sudah tiada? Dia memang punya penyakit lumayan berat. Ada kelainan di jantung sehingga dokter berpesan untuk dioperasi. Dia sendiri sudah pasrah kalau sewaktu-waktu dipanggil Yang Maha Kuasa.

Sampai saat ini saya tidak pernah copi darat lagi dengan teman-teman via  Facebook. Maklum ngeri juga bertemu dengan teman-teman FB, Karena biasanya ujung-ujungnya kalau tidak berbau sex atau jadi pacar (bf). Saya lebih suka ngobrol alias chat saja di FB untuk berbagi pengalaman. Kalau yang ini tidak ada resiko kan?

Sudah banyak teman FB yang mengaku kebablasan. Awalnya kenalan di FB, lalu baru kenalan tidak sampai seminggu sudah jadi sebagai kekasih (bf). Tidak lama kemudian, keperjakaannya direngut. Memang tanpa paksaan,karena memang diberikan buat kekasih. Rasanya sakit untuk beberapa hari. Setelah itu tidak lama kemudian berita klasik : putus. Alasannya banyak, tergantung situasi dan modus. Untung yang direngut keperjakaan, jadi kalau menikah tidak ada bekasnya apakah masih perjaka atau tidak. Kalau gadis, setelah ML kan hilang keperawannya.

Jadi jangan mencari BF di Facebook. Karena kalau dapat pun, tidak ada yang setia.Pasti selingkuh.Hal ini sesuai dengan hukum : apa yang mudah didapat, mudah juga hilang.Mudah dapat bf, mudah hilang juga kan?


Bersambung….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar