Selasa, 02 Juni 2015

BOY ….OH…..BOY


Bagaimana mengawali kisah Boy? Gara-gara ikut add PIN BB secara buta, akhirnya kukenal Boy. Saat itu Boy masih sekolah di SMA. Yang pasti Boy adalah seorang remaja cowo , anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya perempuan dan ia sangat sayang dengan adiknya ini. Kedua orang tuanya sempat tidak memiliki hubungan yang kurang harmonis. Boy pernah dihajar papanya waktu SD karena kenakalannya. Karena itu Boy anti terhadap papanya. Hal itu terus berulang sampai SMP. Boy kecil kemudian berontak dan tidak mau lagi berbicara dengan papanya. Ia merasa papanya mahluk yang sangat tidak menyenangkan. Buat apa bicara dengan papanya kalau berujung dengan penderitaan, begitu kira-kira pikirannya. Jadi Boy bertumbuh dalam kondisi tanpa bimbingan sang papa.

Boy sendiri beruntungnya sudah diperkenalkan kepada Kristus sejak kecil. Ia boleh dibilang pemuda Kristen yang baik, walau belum dapat mengetahui kehidupan dunia nyata. Ia mengalami pertumbuhan rohani yang luar biasa. Bahkan ia sempat diminta untuk menjadi pembicara (pengkhotbah) di lingkungan gerejanya walau ia sendiri belum dibaptis. Saya juga tidak tahu bagaimana awalnya, rupanya sejak SMA 1 , Boy sudah punya akun FB dan PIN BB para teman-teman yang penyuka sejenis. Buat Boy mereka adalah manusia biasa dan kenapa harus dibeda-bedakan walaupun sudah mengetahui bahwa kehidupan penyuka sejenis dilarang oleh Tuhan. Sayang nya pandangan ini yang kemudian menjerumuskannya juga.

Pertama kali mendengar bahwa Boy sudah tidak bicara sekian tahun dengan papanya rada aneh juga, walau saya coba memaklumi dan mencari tahu alasannya. Saya coba mengubah pola pikirnya. Karena suatu kali kelak kalau dia menikah dan punya anak, bagaimana nanti hubungan dia dengan anaknya. Pasti papanya sedih kalau punya anak tapi tidak bisa dibimbing dan menjadi penerusnya. Saya pun ikut mendoakan hubungan dia dengan papanya agar dipulihkan. Uniknya saat tahun baru imlek tahun lalu, menurut Boy, papanya sudah mulai bicara lagi dengannya dan ia pun menyambutnya. Terjadinya begitu saja, kata Boy. Pasti itu karena Tuhan mengasihi Boy dan memulihkannya.

Dalam pikiran saya menganggap Boy sebagai anak yang baik. Status BB nya selalu jelas bermuatkan pesan-pesan rohani. Lagu-lagunya yang didengarkan juga lagu rohani. Siapa yang tidak suka melihat anak muda memiliki hati yang dekat dengan Tuhan? Setelah adiknya bertumbuh , ia pun membimbingnya agar dapat menyusun khotbah. Saya memang tidak mengerti kenapa anak remaja bisa diminta membawakan khotbah. Di gereja saya sendiri, yang bisa membawa khotbah adalah orang-orang yang sudah menempuh pendidikan teologia.

Singkat kata, Boy sudah lulus SMA dan melanjutkan kuliah di Surabaya mengambil jurusan pertambangan. Memang Indonesia kan punya banyak bahan tambang di perutnya. Jadi pasti bagus masa depannya. Saya pikir sebagai pemuda Kristen, ia bisa dengan mudah menempuh kuliah di sana. 

Selama ini saya hanya tahu bahwa di kampus ia pernah menaksir gadis yang satu gereja dengannya di daerah asal. Namun sang gadis akhirnya memilih teman kuliah sejurusannya. Saya hanya bilang itu bukan jodoh dan cari yang lain atau konsentrasi kuliah saja. Namun di luar itu rupanya ada hal lain yang lebih dahsyat terjadi.

Setelah bertanya sana-sini. Akhirnya terkuak kenyataan yang mengejutkan. Boy rupanya sempat terbawa arus pergaulan dunia mahasiswa. Ia sempat ikut dugem dan parahnya lagi ada teman-temannya yang memanfaatkan kepolosan Boy untuk membawanya pada kehidupan penyuka sejenis.

Rupanya kejadian awalnya karena pandangan dia yang menganggap bahwa penyuka sejenis itu biasa saja. Sejak SMA dia sudah punya banyak teman-teman seperti itu. Yang mengejutkan karena pengaruh teman-temannya itu, ia sempat dikirimi foto-foto yang mengeksplor unsur seksual. Ia dikirim foto-foto organ vital pria, dan parahnya lagi ia diminta untuk mengirimkannya juga foto dirinya. Ia tidak menolaknya dan akhirnya menganggapnya biasa. Beruntungnya ia tidak pernah bertemu langsung dengan para temannya itu. Bisa dibayangin kalau temannya mengeksploitasi lebih dari itu.

Namun hidup itu memang penuh liku-liku. Ada marabahaya yang terus mengancam. Di Surabaya tempatnya menuntut ilmu terjadi pertemuan yang hampir saja membuat Boy terseret ke dunia lain. Teman yang dikenal dari facebook dan PIN BB nya bertemu di sana. Boy yang masih polos tidak menganggap masalah berteman dengan para penyuka sejenis. Memang tidak masalah sepanjang bisa menjaga diri. Namun karena tidak punya pengalaman yang cukup, teman-temannya mengajarinya hal-hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Seorang teman penyuka sejenisnya , melancarkan aksinya. Maka ia pun menjadi bulan-bulanan. Awalnya, bagian tubuh rahasianya diraba-raba. Dia sangat terkejut. Namun dengan pandainya sang teman memberi alasan atas kelakuannya. Boy dibiarkan membiasakan diri dengan pelecehan seksual yang dialami. Berkali-kali temannya melakukan hal ini sampai akhirnya, ia pun dapat menerimanya.

Oleh temannya, ia pun diajak kenalan dengan teman-teman yang lainnya. Akhirnya Boy berkenalan dengan banyak teman serupa. Dari sekedar diraba-raba, akhirnya salah seorang temannya berhasil menciumnya. Lagi-lagi Boy hanya terdiam saja. Hal yang harusnya dianggap tabu, diterimanya tanpa melawan. Demi pertemanan! Setelah itu yang kedua kalinya saat ia dicium, malah ia sudah mulai bisa menikmati.

Berkenalan dengan dunia ini membuat suatu gairah baru baginya. Teman-temannya berusaha menyeret Boy ke dunia ini. Maka petualangan Boy pun dimulai. Ia tidak lagi konsentrasi untuk kuliah. Tapi hidupnya mulai jalan-jalan dan menikmati hal-hal yang belum pernah dialami. Ia memiliki banyak teman penyuka sejenis. Bahkan yang mengejutkan cukup banyak di antara mereka yang juga ke gereja! Ia pun merasa memiliki kawan senasib. Penyuka sejenis yang seiman. Begitu kira-kira dalam pemikiran. Hal yang dianggap dapat mendukung perilakunya.

Boy pun mulai  terbiasa dengan perilaku teman-temannya itu. Bahkan sudah lumrah kalau ia menginap di tempat temannya atau sebaliknya teman-temannya ngingap di tempat kosnya. Juga sudah biasa kalau teman-temannya itu menyelipkan tangannya meraba-raba Boy. Perlakuan yang membutuhkan waktu 3 bulan sebelum ia dapat menerimanya. Setelah ia dibiasakan diperlakukan seperti itu, teman-temannya meminta lebih. Ia pun mulai diminta untuk melakukan hal yang sama. Teman-temannya itu ingin dipuaskan. Demi pertemanan akhirnya Boy pun melakukannya. Sudah banyak temannya yang minta servis seperti itu, dan dengan polosnya Boy membantunya mendapat kepuasan dari tangannya.

Perlahan tapi pasti , Boy pun diajak kegiatan-kegiatan yang semakin mengarah ke kehidupan sejenis. Ia pun diajak mandi bareng. Walaupun Boy mengaku tidak melakukan kegiatan seks apapun selama mandi bareng, namun hal ini tentunya hal yang berbahaya. Untunglah kalau memang benar-benar tidak terjadi apa-apa, walaupun sangat aneh. Karena temannya pasti sudah mengincar dia. Hanya tameng kekuatan yang sejati yang bisa melindunginya.

Satu per satu temannya meminta perlakuan yang sama yakni ingin dipuaskan walau hanya dengan tangannya. Terakhir ada seorang teman yang menarik hatinya. Ia bahkan memberikan lebih dari yang biasa. Maksudnya selain dengan tangan dan ciuman. Ia pun sudah menggunakan mulut walau belum sampai seperti persetubuhan antara pria-wanita. Memang temannya ini merupakan teman yang spesial. Namun Tuhan sungguh kasih. Ia mengasihi Boy. Teman-teman rohaninya di Surabaya mengajaknya aktif di gereja. Sehingga akhirnya Boy kembali ke gereja untuk aktif beribadah. Terakhirnya beberapa minggu lalu Boy sudah dibaptis. Puji Tuhan. Allah sungguh heran. Saat anaknya jatuh, tidak dibiarkan tergeletak. Walaupun merah seperti kirmisi dosa kita, tetap diampuni.

Hubungan Boy dengan dunia ini sudah mulai jauh. Boy sudah mulai menghilangkan kontak-kontak dengan teman-teman penyuka sejenisnya. Namun ia pun masih belum bisa melupakan secara tuntas walau sudah bertekad untuk menghapus segala kenangan tersebut. Berulang kali Boy jatuh lagi. Kembali bertemu dengan teman-teman yang penyuka sejenis dan kembali berhubungan kembali dengan mereka. Bahkan kembali ia berpacaran dengan mereka. Ini membuktikan betapa sulitnya orang yang sudah terjerat percintaan sejenis untuk benar-benar pulih dan menjadi normal kembali. Namun bagi Tuhan tidak ada yang mustahil.

Mari kita berdoa sepenuhnya mendukung Boy agar bisa terbebas sepenuhnya dari pergaulan yang bisa menyeretnya kembali ke jalan yang lama. Biarlah ia semakin berkobar dalam api pelayanan. Sekarang kalau ditanya apa yang pernah terjadi waktu ia bergaul dengan teman-teman gay-nya, ia hanya tersenyum bingung karena sudah lupa. Itu kisah masa lalunya yang kelam dan ia sudah tidak ingin mengingatnya lagi. Bahkan ia bingung kalau ditanya. Apa iya dulu ia pernah seperti itu?

Cia you Boy. Tuhan Yesus mengasihimu. God loves you.


1 komentar:

  1. Saya Gay 31th. tinggal di bangka belitung. hoby traveling. kalo lagi ada rejeki bisa 2-3x per tahun,
    saya keluar pulau.

    semoga bisa dapat kenalan yg sama sama suka ngetrip.
    barangkali nanti bisa liburan bareng.
    mungkin juga daerahmu menarik untuk dikunjungi, & bisa ditemani sm kamu keliling...?

    saya single. saya gak cari BF.
    udah bosan sakit hati.
    cari teman or saudara itu lebih baik.
    yg sopan... yg punya tatakrama...!

    juga tertarik dengan kenalan yang islami. alim. sholat. agar bisa belajar hidup lebih baik kedepannya.

    maaf yg ngondek / kemayu
    jangan kontak yach... khusus
    yg penampilan normal aja...
    yg porno. yg sibuk ngajak VC bugil.
    langsung blokir.

    BBM : Ajor1986
    WA : O8I2I9I525O

    BalasHapus