Pernah
berendam bareng-bareng sesame cowo dalam keadaan bugil?
Rasanya
jarang yang pernah karena di Jakarta hanya ada beberapa tempat saja yang bisa
begitu.
Tidak
semua orang bisa masuk ke dalam tempat ini.
Berbeda
dengan di Jepang.
Bagi
mereka berendam bersama dalam keadaan bugil sudah biasa dan makanan
sehari-hari.
Dari
yang paling muda sampai yang paling tua, dari anak kecil sampai kakek-kakek semuanya
mandi bersama.
Pemandian
bersama dalam air hangat ini di Jepang dapat ditemukan di onsen.
Budaya
onsen menjadi penawaran wisata yang menarik sewaktu tur ke Jepang.
Tour leader bahkan mengatakan
bahwa kami semua harus mencoba berendam di onsen ini.
Sebelum
ke Jepang, saya juga sudah tahu tentang onsen ini.
Jadi
dari awal memang saya ingin mencobanya.
Karena
tidak ada peserta tur yang sudah saya kenal sebelumnya, jadi lebih mudah
berendamnya.
Maksudnya
kalau kenal kan repot juga ya, nanti jadi bahan gunjingan lagi.
Saya
susun stragegi dulu sebelum pergi ke onsen yang ada di hotel.
Saya
survey ruang onsennya. Kebetulan tidak ada orang lain. Mungkin para turis belum
datang.
Tadi
tour guide bilang, kita diminta untuk istirahat lalu makan malam.
Jadi
saya simpulkan, semua peserta tour tidak akan ke onsen, Karena mereka akan
pentingkan istirahat.
Nah
kesempatan ini saya gunakan untuk menikmati onsen pertama kali.
Di
kamar tidur sudah ada petunjuk cara menggunakan onsen.
Kita
diminta untuk membawa handuk dari kamar sendiri.
Karena
di kamar juga disediakan kimono, maka saya ke onsen dengan memakai kimono dan
membawa handuk juga.
Sesampainya
di ruang onsen, bakiak Jepang saya lepaskan dan taruh di rak yang disediakan.
Setelah itu saya menuju ruang
locker untuk menaruh pakaian dan handuk. Di lemari lockernya sudah disediakan
kuncinya juga.
Di ruang
ini semua baju kita dibuka lalu disimpan di lemari locker. Demikian juga dengan
handuknya.
Ada juga yang membawa handuk
kecil yang gunanya untuk menutup rambut di kepala. Kalau saya malas bawanya.
Dari
kamar locker ke tempat berendam di onsen, kita jalan tanpa mengenakan apa pun
alias bugil.
Ibarat
sedang pameran baju di catwalk
(wkwk).
Wah
sensasi sendiri ya. Siapa sih yang pernah jalan bugil di tempat umum?
Lalu
sesuai dengan peraturan, kita harus membersihkan diri terlebih dahulu alias
mandi.
Hanya
mandinya tidak berdiri, tetapi duduk.
Mungkin
maksudnya agar airnya tidak berceceran ke mana-mana.
Terdapat
beberapa keran air lengkap dengan peralatan mandi.
Tersedia
sabun mandi, shampoo dan conditioner. Kalau di Indonesia shampoo dan
conditioner dijadikan satu, kalau di sini dipisah.
Awalnya
kagok juga mandi dengan cara itu
Belum
lagi selain ada tempat duduk kecil, juga disediakan wadah kecil untukmenampung
air.
Pertama
kali saya tidak tahu menggunakannya, namun setelah memperhatikan orang lain
saya lihat fungsinya seperti ember.
Jadi air di sini bisa
ditampung di ember kecil itu lalu bagi yang ingin mengguyur tubuh, tinggal
angkat saja ember kecil itu. Mungkin ini bagi yang tidak biasa menggunakan air
pancuran.
Setelah
mencoba beberapa saat, lama-lama pintar juga mandi di sini.
Benar-benar
mirip dengan cara mandi orang dulu (perhatikan cara mandi orang-orang di
film-film lama)
Setelah
bersih-bersih, baru saya cemplung ke kolam air hangat.
Di
dindingnya ada angka digital yang menunjukkan suhu airnya.
Ternyata suhunya cukup tinggi
yakni 42 derajat Celsius. Suhunya memang sekitar 40 derajat. Bisa turun atau
naik sedikit ,tapi suhunya sepertinya terpantau.
Jadihlah
saya rendam-rendam sendirian. Berendam di air hangat memang membuat otot-otot
jadi rileks.
Saat
rendam-rendam itu, barulah masuk orang-orang lain.
Rupanya
di hotel tempat kami nginap , juga ada turis dari Taiwan.
Setelah
sang turis Taiwan bilas, dia juga ikut berendam. Sepertinya ia sudah terbiasa
berendam.
Tentu
dia juga bugil.
Jadi
buat yang senang melihat perkakas pria, di sinilah tempatnya.
Saya
sempat ngobrol dengan dia.
Rupanya
di Taiwan juga ada tempat berendam seperti itu.
Dan
kebetulan dia juga suka untuk berendam.
Lumayan
ada teman ngobrol.
Karena
air cukup panas, kita tidak bisa berlama-lama di sini.
Setelah
mandi dengan cara yang sama seperti tadi, maka saya pun melangkah keluar.
Karena
tidak ada orang yang dikenal, maka saya lebih santai.
Maklum
di ruang onsen ini, semuanya harus bugil.
Dari
ruang rendam sampai onsen pun kita berjalan dengan bugil.
Saya
pun selesai menikmati rendam putaran pertama.
Maksudnya
kalau nanti ada waktu, saya mau berendam lagi.
Kapan
lagi bisa berendam seperti itu?
Rupanya
keinginan saya terpenuhi juga.
Setelah
makan malam, acaranya bebas.
Saya
juga coba selidiki peserta tour lainnya.
Mereka
rata-rata malu untuk datang ke onsen.
Wah
bagus juga, jadi saya bisa bebas datang ke ruang onsen kembali.
Saya
pun masuk kembali ke ruang onsen.
Jadi
untuk kedua kalinya saya menikmati berendam air hangat.
Kali
ini ruang onsen didatangani lebih banyak orang.
Waktu
saya masuk sudah ada orang yang berendam.
Namun
tidak ada orang yang saya kenal, berarti mereka adalah peserta tour lainnya.
Setelah
mencari informasi dengan ngobrol, ternyata mereka juga dari Taiwan.
Hanya
tidak mudah komunikasi dengan mereka.
Saya
sendiri hanya bisa Mandarin sedikit, begitu pakai bahasa Inggris mereka juga
tidak fasih.
Jadi
kita komunikasi pakai bahasa seadanya, yang penting seru.
Kali
ini ada turis remaja dan pemudanya.
Mereka
semua juga tidak malu berbugil ria.
Semuanya
belum disunat.
Semuanya
juga tidak ada yang ereksi.
Ada
pemuda yang tampan ikut berendam.
Sayangnya
mereka berdua sehingga tidak sempat ngobrol.
Enak
juga berendam dengan banyak teman.
Kalau
ada teman, enak juga bisa ngerumpi.
Malam
ini cukup puas berendam.
Setelah
suhu tubuh sedikit meningkat, paling enak ya… tidur!
Jadi
sisa malam dilewati dengan tidur.
Seorang
saudara saya yang pernah berendam di onsen pernah bilang, wah sensasinya beda.
Walau
di kamar tidur dingin, tapi tetap terasa panas setelah balik dari onsen. Jadi
dia tidak bisa langsung tidur.
Tapi
kalau saya sih biasa saja. Karena setelah balik ke kamar tidur, saya dengan
mudah tidur.
Keesokan paginya, saya sudah
ancang-ancang menikmati onsen terakhir kalinya. Karena kami akan meninggalkan
hotel dengan fasilitas onsen ini untuk menuju ke kota lainnya.
Jadi
pk 6 saya sudah masuk ke ruang onsen.
Ternyata
di dalamnya sudah ada 1 orang.
Saya
coba tanya pakai bahasa Inggris.
Rupanya
setelah ngobrol, dia juga dari Indonesia.
Bodohnya
saya tidak menyadari bahwa ia adalah tour guide Jepang asal Indonesia dari bus
pertama (saya bus kedua).
Wah
kali ini ketahuan deh.
Sayangnya
pagi ini ada penikmat onsen yang tidak mematuhi peraturan.
Ia
berendam tanpa membersihkan badan terlebih dahulu.
Akhirnya
selesai juga menikmati onsen yang ketiga kalinya.
Setelah
itu seperti diduga, tour guide bus kami meledek saya di bus.
Ya
biar saja, toh namanya juga jalan-jalan.
Kan
sama-sama bugil ya?
Wah
kalau di Jakarta mirip di Jepang, saya mau rendam seperti ini sering-sering.
Katanya
bagus untuk kulit kita.
Jadi
buat yang jalan-jalan ke Jepang, jangan lupa rendam di onsen ya.
Sebenarnya
di Indonesia juga banyak. Coba saja lihat di kampong orang-orang berendam di sungai.
Hanya
bedanya, di onsen rendamnya di air hangat.
Jadi
sebenarnya sama saja.
Yang
satu air dingin sedang di sini air hangat.
Kalau
tidak bisa bayangan, ingat saja waktu camping..
Selamat
mencoba onsen…
Jangan
malu-malu ya…
Saya Gay 31th. tinggal di bangka belitung. hoby traveling. kalo lagi ada rejeki bisa 2-3x per tahun,
BalasHapussaya keluar pulau.
semoga bisa dapat kenalan yg sama sama suka ngetrip.
barangkali nanti bisa liburan bareng.
mungkin juga daerahmu menarik untuk dikunjungi, & bisa ditemani sm kamu keliling...?
saya single. saya gak cari BF.
udah bosan sakit hati.
cari teman or saudara itu lebih baik.
yg sopan... yg punya tatakrama...!
juga tertarik dengan kenalan yang islami. alim. sholat. agar bisa belajar hidup lebih baik kedepannya.
maaf yg ngondek / kemayu
jangan kontak yach... khusus
yg penampilan normal aja...
yg porno. yg sibuk ngajak VC bugil.
langsung blokir.
BBM : Ajor1986
WA : O8I2I9I525O